Sampah bukan lagi masalah baru yang dihadapi masyarakat Indonesia,
khusunya Jakarta. Membuang sampah tidak pada tempatnya seperti sudah
menjadi kebiasaan yang sulit dihilangkan.
Cara pencegahan
teranyar yang dilakukan Pemerintah adalah dengan pemberian hukuman
penjara. Namun, itu pun tak membuat volume sampah Jakarta berkurang. Di
tahun 2011, tercatat warga Jakarta mengirim 5.500 ton sampah per harinya
ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST), Bantargebang, Bekasi.
Melihat
cara ini tidak efektif, perusahaan Danone Aqua bekerjasama dengan
Indonesia Business Links (IBL), mendatangkan mesin penghancur sampah
yang disebut dengan Reverse Vending Machine (RVM). Mesin ini mampu mencacah sampah botol plastik dan kaleng menjadi biji-biji plastik dan kaleng.
Didatangkan
langsung dari Korea Selatan, mesin ini bertujuan memberi edukasi pada
masyarakat Indonesia tentang pembuangan sampah yang dikemas dalam
program Gemar Membuang Sampah (Gemas). Namun, mesin ini baru ada satu di
Indonesia dan hanya dibawa berkunjung ke beberapa tempat.
"Mesin
ini sederhana, jika orang membuang sampah akan keluar voucher yang bisa
ditukar dengan hadiah," kata Yanti Triwadiantini, Executive Director
IBL di Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Kamis (26/1).
"Kita mengambil pendekatan yang terbalik, biasanya orang membuang sampah sembarangan akan dihukum, tapi sepertinya sistem itu ngga mempan. Kita coba dibalik, orang buang sampah kita kasih reward (hadiah)."
Voucher
ini nantinya bisa ditukarkan dengan berbagai hal, tergantung di mana
lokasi mesin RVM ini tengah berkunjung. Sebagai contoh, RVM yang kini
tengah dipertunjukkan di Monas bisa mengeluarkan voucher yang bisa
ditukar dengan tiket masuk ke puncak Monas.
"Monas merupakan
simbolnya Jakarta, simbolnya Indonesia. Tempat orang melihat Jakarta
maka akan dilihat Monas. Banyak orang yang kurang peduli sampah di
Jakarta, maka kita tempatkan mesin RVM pertama di sini sebagai bentuk
edukasi perilaku membuang sampah," kata Nugroho Agung Prasetyo sebagai
External Communication Manager Danone Aqua.
RVM bukan mesin
asing untuk negara-negara di luar Indonesia. Di Eropa, mesin ini sudah
digunakan selama hampir empat dekade dan biasanya diletakkan di pasar
yang menjual minuman botol. Warga yang membuang sampah botol/kaleng ke
mesin ini akan mendapat voucher yang bisa digunakan membeli barang
kebutuhan di pasar swalayan.
Harga satuan mesin ini pun cukup
mahal sekitar Rp100 juta-an. Maka itu jika ada perusahaan di Indonesia
yang ingin mengunakan RVM ini disarankan untuk menyewa saja. "Mesin ini
mungkin belum menjawab masalah sampah di Indonesia, tapi setidaknya
memberi awareness soal edukasi pembuangan sampah. Bahwa sampah ini bisa dijadikan bahan daur ulang," ujar Nugroho lagi.
27 Januari 2012
Sampah = Hadiah
1/27/2012 08:45:00 PM
Unknown
No comments
0 komentar:
Posting Komentar